ANALISA
RANGKAIAN
Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
1. Activator
Tegangan 9v
2. Input
3. Proses
4. Output
1.
Activator
Activator disini berfungsi untuk mengaktifkan
komponen-komponen yang ada pada PCB. Activator ini berasal dari adaptor yang
diberi tegangan sebesar 9 Volt.
2. Input
Input
pada rangakaian ini ialah LDR atau Light Dependent Resistent). LDR akan bekerja
bila mendapat cahaya, bila LDR tidak mendapat cahaya maka LDR tidak akan
mengalirkan tegangan kea tau dari vcc. Disaat LDR tidak bekerja maka disini
saklar atau switch yang akan bekerja.
3. Proses
Pada
bagian ini arus akan mengalir melalui Resistor 3 yang bernilai 1M. Lalu
melewati Dioda 1 yang bernilai n4748.Disaat melewati dioda terjadi foward bias.
Selanjutnya arus akan mengalir dari R3,D1,C4 ke kaki-kaki IC yang memiliki
empat gerbang NAND. Di IC ini,
tegangan dapat di ibaratkan dengan nilai 0 dan 1.Tegangan yang bernilai satu
berasal dari tegangan vcc. Denyut buzzer berasal dari output N1 (pin 4) yang
terhubung dengan R2 (Resistor 1M) kemudian mengalami osilasi. Osilasi
menyebabkan output amplitudonya berubah – ubah secara periodik dengan waktu.
Karena perubahan amplitudo ini, terjadi output yang berdenyut pada buzzer.
4. Output
Buzzer
pada rangkaian ini merupakan output dari rangkaian alarm lemari es. output yang
dihasilkan pada rangkaian ini adalah bunyi yang dihasilkan oleh buzzer. Disini
rangkaian menggunakan buzzer 12 volt. Fungsi buzzer hampir sama dengan speaker,
hanya dibedakan dari bentuk dan kualitas suara.
Analisa Rangkaian Secara Detail
Rangkaian
Alarm Lemari Es menggunakan sumber tegangan 9 V DC.Tegangan ini secara otomatis
akan mengalir ke setiap komponen yang ada di PCB. Tegangan masukan dapat
melalui saklar(switch) ataupun LDR(Light Dependent Resistence). LDR di
rangkaian ini berfungsi sebagai saklar otomatis. Bila LDR tidak mendapat cahaya
sama sekali maka arus dapat kita alirkan melalui saklar(switch) yang sifatnya Single Pole Single Throw(SPST). Pada
saat pintu dibuka cahaya akan masuk mengenai LDR maka LDR mulai menghantarkan
arus karena resistansinya mengecil.
Potensiometer P1 (10 KW) mengatur
sensivitas cahaya yang masuk kepada LDR.Cahaya jatuh pada permukaan LDR
sehingga arus untuk mengeluarkan denyut beroperasi sesuai jalurnya.Pada saat
LDR terkena cahaya maka arus yang terbentuk akan langsung menuju IC 4093 yang
mengacu pada tegangan ground dan tegangan maksimum dan setelah itu menuju
kapasitor C3 yang berfungsi sebagai cadangan arus.
Dan
pada sisi lain cahaya yang jatuh pada LDR diubah menjadi tegangan yang
ditentukan oleh hambatan resistor R1 dan Potensiometer P1 yang dihubungkan
secara seri, yang kemudian dikuatkan oleh dioda penyearah D1 dan Potensiometer
P2 akan berfungsi sebagai pengatur kepekaan buzzer atau alarm.Input dari IC
4093 gerbang N1 (kaki 5) terbentuk dari resistor R3 dan kapasitor C4 yang
membentuk waktu tunda.Jika menginginkan reaksi yang cepat harga R3 harus
diturunkan nilainya karena hubungan antara arus dan hambatan adalah berbanding
terbalik. Arus ini akan masuk bersama ke IC 4093 bersama dengan kapasitor C1
dari ground yang terhubung dengan resistor R2 dan menuju gerbang N1 (kaki 6).
Pada saat inilah terjadi ambang tegangan pada N1 (kaki 5) yang dilampaui,
sehingga gerbang mulai berosilasi.Tanpa gerbang N2 osilator N3 akan bekerja
terus menerus dengan menyulut gerbang N1 maka keluaran akan menjadi tinggi dan
logika 1 pada N3 (kaki 8) kembali berfungsi. Inverter gerbang N4 yang bertindak
sebagai penguat buzzer dihubungkan secara sederhana antara N3 dan ground
sehingga terjadi perpindahan membrane dari posisi diam menjadi aktif.
Karena adanya
perbandingan tinggi rendah tegangan di kedua kaki buzzer, maka buzzer bisa
mengalirkan tegangan sehingga bisa mengeluarkan output berupa suara yang
berdenyut karena adanya osilator tadi. Kegunaan C3 disini adalah sebagai muatan
cadangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar