Sabtu, 06 Oktober 2012

Rangkain Alarm Lemari Es


ANALISA RANGKAIAN
Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
1.    Activator Tegangan 9v
2.    Input
3.    Proses
4.    Output

1.    Activator
            Activator disini berfungsi untuk mengaktifkan komponen-komponen yang ada pada PCB. Activator ini berasal dari adaptor yang diberi tegangan sebesar 9 Volt.

2.     Input
       Input pada rangakaian ini ialah LDR atau Light Dependent Resistent). LDR akan bekerja bila mendapat cahaya, bila LDR tidak mendapat cahaya maka LDR tidak akan mengalirkan tegangan kea tau dari vcc. Disaat LDR tidak bekerja maka disini saklar atau switch yang akan bekerja.

      3. Proses
      Pada bagian ini arus akan mengalir melalui Resistor 3 yang bernilai 1M. Lalu melewati Dioda 1 yang bernilai n4748.Disaat melewati dioda terjadi foward bias. Selanjutnya arus akan mengalir dari R3,D1,C4 ke kaki-kaki IC yang memiliki empat gerbang NAND. Di IC ini, tegangan dapat di ibaratkan dengan nilai 0 dan 1.Tegangan yang bernilai satu berasal dari tegangan vcc. Denyut buzzer berasal dari output N1 (pin 4) yang terhubung dengan R2 (Resistor 1M) kemudian mengalami osilasi. Osilasi menyebabkan output amplitudonya berubah – ubah secara periodik dengan waktu. Karena perubahan amplitudo ini, terjadi output yang berdenyut pada buzzer.

      4. Output
       Buzzer pada rangkaian ini merupakan output dari rangkaian alarm lemari es. output yang dihasilkan pada rangkaian ini adalah bunyi yang dihasilkan oleh buzzer. Disini rangkaian menggunakan buzzer 12 volt. Fungsi buzzer hampir sama dengan speaker, hanya dibedakan dari bentuk dan kualitas suara.

Analisa Rangkaian Secara Detail
      Rangkaian Alarm Lemari Es menggunakan sumber tegangan 9 V DC.Tegangan ini secara otomatis akan mengalir ke setiap komponen yang ada di PCB. Tegangan masukan dapat melalui saklar(switch) ataupun LDR(Light Dependent Resistence). LDR di rangkaian ini berfungsi sebagai saklar otomatis. Bila LDR tidak mendapat cahaya sama sekali maka arus dapat kita alirkan melalui saklar(switch) yang sifatnya Single Pole Single Throw(SPST). Pada saat pintu dibuka cahaya akan masuk mengenai LDR maka LDR mulai menghantarkan arus karena resistansinya mengecil.

Potensiometer P1 (10 KW) mengatur sensivitas cahaya yang masuk kepada LDR.Cahaya jatuh pada permukaan LDR sehingga arus untuk mengeluarkan denyut beroperasi sesuai jalurnya.Pada saat LDR terkena cahaya maka arus yang terbentuk akan langsung menuju IC 4093 yang mengacu pada tegangan ground dan tegangan maksimum dan setelah itu menuju kapasitor C3 yang berfungsi sebagai cadangan arus.

     Dan pada sisi lain cahaya yang jatuh pada LDR diubah menjadi tegangan yang ditentukan oleh hambatan resistor R1 dan Potensiometer P1 yang dihubungkan secara seri, yang kemudian dikuatkan oleh dioda penyearah D1 dan Potensiometer P2 akan berfungsi sebagai pengatur kepekaan buzzer atau alarm.Input dari IC 4093 gerbang N1 (kaki 5) terbentuk dari resistor R3 dan kapasitor C4 yang membentuk waktu tunda.Jika menginginkan reaksi yang cepat harga R3 harus diturunkan nilainya karena hubungan antara arus dan hambatan adalah berbanding terbalik. Arus ini akan masuk bersama ke IC 4093 bersama dengan kapasitor C1 dari ground yang terhubung dengan resistor R2 dan menuju gerbang N1 (kaki 6). Pada saat inilah terjadi ambang tegangan pada N1 (kaki 5) yang dilampaui, sehingga gerbang mulai berosilasi.Tanpa gerbang N2 osilator N3 akan bekerja terus menerus dengan menyulut gerbang N1 maka keluaran akan menjadi tinggi dan logika 1 pada N3 (kaki 8) kembali berfungsi. Inverter gerbang N4 yang bertindak sebagai penguat buzzer dihubungkan secara sederhana antara N3 dan ground sehingga terjadi perpindahan membrane dari posisi diam menjadi aktif.
Karena adanya perbandingan tinggi rendah tegangan di kedua kaki buzzer, maka buzzer bisa mengalirkan tegangan sehingga bisa mengeluarkan output berupa suara yang berdenyut karena adanya osilator tadi. Kegunaan C3 disini adalah sebagai muatan cadangan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar